Apakah perairan Tampa Bay tersedot oleh Badai Milton?

Setelah menyapu Florida, Badai Milton jatuh ke Samudera Atlantik pada 10 Oktober, menyebabkan lebih dari 3 juta orang tanpa aliran listrik dan memicu serangkaian tornado.

Badai tersebut menewaskan sedikitnya lima orang di negara bagian tersebut, dimana masyarakatnya masih menghadapi kehancuran akibat Badai Helene yang mematikan dua minggu lalu.

Saat Milton mendekati Pantai Teluk Florida pada tanggal 9 Oktober, sebuah video viral yang dibagikan di X menyatakan bahwa air dari Teluk Tampa “disedot” alih-alih mengalir ke daerah tersebut dan membanjiri pantai.

“Milton menyedot air keluar dari Tampa Bay. Itu terjadi dengan cepat,” demikian bunyi keterangan di salah satu video.

Beberapa orang yang mengomentari video tersebut mengatakan bahwa air tersebut “tersedot” karena apa yang disebut “gelombang badai terbalik”.

Apakah Badai Milton “menyedot” air dari Teluk Tampa karena “gelombang badai terbalik”?

Ya, perairan Tampa Bay “tersedot” oleh Badai Milton akibat “gelombang badai terbalik”.

Mendaftarlah untuk buletin harian VERIFY Fast Facts!

Saat Badai Milton mendekati Pantai Teluk Florida, air untuk sementara “tersedot” dari Teluk Tampa karena fenomena yang dikenal sebagai “gelombang badai terbalik”.

Pusat Badai Nasional menjelaskan bahwa gelombang badai adalah “kenaikan permukaan air yang tidak biasa akibat badai” yang melebihi perkiraan pasang surut. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh angin kencang saat angin topan atau badai tropis, dan biasanya terjadi saat angin bertiup ke darat.

Pada saat yang sama, “gelombang badai balasan” adalah efek kebalikan dari gelombang badai. Profesor Penn State, Peter Stempel, menulis pada tahun 2022, “Hal ini terjadi ketika angin bertiup menjauh dari pantai, mendorong air menjauh dari pantai, menyebabkan air surut dari garis pantai seperti air pasang yang sangat surut. .

“Lokasi semenanjung Florida dan jalur utara dari sebagian besar badai Teluk berarti bahwa ketika badai menghantam pantai barat Florida, angin kencang kemungkinan besar akan bertiup ke arah barat, meskipun ‘gelombang badai terbalik’ dapat terjadi hampir di mana saja di mana angin dan geografi berada. konsisten,” tulis Stampel.

Mengenai video Milton yang viral, Stempel mengatakan kepada VERIFY melalui email bahwa “akan lebih akurat untuk mengatakan bahwa airnya tertiup angin” daripada “disedot”.

“Saat Milton mendarat, terkadang ada angin selatan yang paling kuat. Orientasi Tampa Bay, dan fakta bahwa teluk tersebut lebar dan relatif dangkal, berarti angin memiliki area yang luas untuk mempengaruhi volume air dan memindahkannya serta perairan dekat pantai lainnya. Anginnya berhembus ke lepas pantai,” jelas Stempel.

“Jika badai tersebut melanda lebih jauh ke utara, kami akan khawatir tentang angin yang mendorong air menuju Teluk Tampa dan meningkatkan permukaan air karena topografi yang sama,” tambah Stempel.

“Gelombang badai terbalik” juga terjadi ketika Badai Irma mendarat di dekat Pulau Cedar, Florida pada tahun 2017, dan terjadi lagi di Teluk Tampa selama Badai Ian pada tahun 2022.

Namun Matthew Bilskie, seorang profesor teknik dan pemodel gelombang badai di Universitas Georgia, mengatakan kepada VERIFY pada tahun 2022 bahwa “gelombang badai terbalik” jarang terjadi.

“Saya hanya ingin masyarakat sadar [reverse storm surge] Itu tidak terjadi setiap saat,” katanya.

Pada malam tanggal 9 Oktober, Milton mendarat di dekat Siesta Key, Florida, sebagai badai Kategori 3, dan pihak berwenang Florida memperingatkan agar tidak berjalan ke perairan Teluk Tampa yang sedang surut.

“Jangan berjalan ke daerah air surut di Tampa Bay karena air banjir dapat mengalir kembali melalui gelombang badai dan menimbulkan risiko yang mengancam jiwa,” kata Departemen Manajemen Darurat Florida dalam sebuah postingan.

Bilski menjelaskan mengapa berbahaya bagi orang untuk berdiri atau berjalan di teluk yang surut.

“Setelah angin berubah arah, atau angin melemah, maka gelombang tidak lagi terhalang oleh lautan,” ujarnya.

Bilski mencatat bahwa meskipun banjir tidak akan datang kembali “seperti tsunami”, namun banjir dapat kembali terjadi “hanya dalam beberapa jam”, yang “pasti akan membuat orang lengah.”

Associated Press dan reporter digital VERIFY Megan Loe berkontribusi pada laporan ini.